HARI ANAK NASIONAL 2008
Tidak ada hari anak bagi “ Anak Bocoran Kondom “
“ Dasar Anak Bocoran Kondom Luh”….!!! Bisanya Cuma kabur ngilang gak jelas kayak Bapak luh…..!!! ungkapan sangat kasar menyentak nyaring menyambar simpul syaraf gendang telinga, shock mendengarnya, bertanya dalam hati, ada apa dengan maksud terlontarnya sumpah serapah kasar dari seorang nenek-nenek sambil bertolak pinggang dengan galaknya.
Ahhh.. rupanya yang dimaki oleh sinenek itu adalah seorang anak usia belasan tahun yang bukan lain adalah cucunya sendiri dan tinggal bersamanya disebuah rumah nyaris reot persisnya berada di kelurahan Semper barat Jakarta Utara.
Mungkin bagi sinenek tidaklah menganggap penting untuk dapat mengetahui tata bahasa yang baik dan mendidik, lebih jauh lagi tidaklah merasa bermanfaat mangenal karya sastra yang mempunyai kandungan nilai pendidikan apalagi seperti dalam sebuah puisi semisal seperti saduran karya dari Dorothy Law Nolte ,dalam petikan puisinya;
… Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan Jika anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menentang Jika anak dikelilingi olok – olok, ia akan terbiasa menjadi randah diri …
Singkat cerita , berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar, bahwa anak tersebut berlatar belakang terlahir dengan status melekat yang diberikan masyarakat sebagai anak “ bocoran kondom” hanya karena terlahir dari rahim seorang ibu hasil olah asmara ribuan bapak ,alias terlahir dari seorang ibu dengan profesi sebagai pekerja seks komersil yang tidak bisa mengetahui ataupun memastikan mendapatkan bibit dari pria ahli olah asmara dengan nomor urut pelanggan keberapa.
Gemuruh dentuman musik dengan alunan gendang disertai .alunan lagu ‘Bang Toyib “ menjadi penghias malam kala itu , di sebuah tempat yang dinamakan keramat tunggak sebuah tempat situs prostitusi yang sangat akrab ditelinga para pria ahli olah asmara sesaat ….. posisi tawar yang lemah para penjaja seks untuk meminta klien menggunakan kondom tidak hanya menyebabkan mereka rentan terhadap penyakit menular seksual akantetapi juga meninggikan resiko kehamilan, kehamilan yang tidak diinginkan bagi para pekerja seksual adalah sebuah …. Sampai dengan medio 2008 penulis masih menemukan fenomena “ Anak bocoran kondom” yang berasal dari ribuan bapak tersebut berserakan disekitar ex Kramat Tunggak , yakni sedikitnya 28.anak di gg 1 s/d -8 blox –X Semper barat, ……., penulis belum pernah mengetahui dengan pasti populasi merekat, karena memang belum pernah melakukan survey ataupun pemetaan secara khusus. dapat diyakini bahwa populasi mereka dengan jumlah rill tentunya sulit diketahui angka pastinya atau bisa dikatakan mereka seperti fenomena “rokok Klobot “karena yang Nampak hanya permukaannya saja sementara kita tidak pernah bisa memastikan ada berapa lapisan lagi jumlah kelobot yang berada di dalam nya karena setelah terbuka lapisan pertama selalu ada lapis kedua,,ketiga dan lapis berikutnya.
adalah tidak dapat terelakkan lagi bahwa anak-anak tersebut sangat rentan terhadap kerapuhan psikososial …. Ketidak jelasan siapa bapaknya, dihajar lagi dengan stigma negative dari masyarakat sekitar yang disandangnya sejak lahir … merupakan sebuah kenyataan yang sangat sulit dikunyah dan ditelannya. ketika anak lain seusianya bermanja –manja dengan bapaknya, bisa jadi merupakan pemandangan yang dapat berubah menjadi cairan cuka yang membasuh dengan bangga irisan luka psikologisnnya.
Jelas sudah bahwa 5 (lima ) konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow
Yakni;
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
5 tingkat kebutuhan tersebut tidak dapat diperoleh kelima-limanya oleh “anak bocoran kondom “, yang dapat terpenuhi kemungkinan terbesar adalah hanya pada level 1, yakni terpenuhinya kebutuhan fisiologikal saja. itupun sangat memungkinkan hanya terpenuhi secara minimum, karena telah diketahui bersama bahwa mereka pun rentan terhadap permasalahan ekonomi keluarga.
… tersisih secara psikologis dan social ( Psikososial ) dimasyarakat … kecenderungan anti social….
Terbelenggu dan terperangkap secara permanent sebuah luka psiko-sosial dalam balutan diri anak dalam hal ini Anak sisa rembulan,sangat mungkin mengalirkan warna dan bau darah pengingkaran terhadap status bioligis dan status social dirinya tentunya dalam kadar tentu dapat menyebabkan pengingkaran terhadap kekuasaan Tuhan yang menciptakannya , selain bentuk-bentuk pengingkaran yang mungkin terjadi dalam diri anak, ikut pula mengiringi tetesan keringat yang berbau dendam, serta menyelinap tarikan nafas yang mengalir deras dalam bentuk kepedihan,kekecewaan,keputus-asaan dan rendah diri yang setiap saat ikut terhirup dan merembes mengisi ditiap rongga, didalam m paru-parunya.
Adalahi Kecerdasan Emosional, yang kemudian kita mengenalnya dengan sebutan Emotional Quotient (EQ). Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Adalah wajar Untuk menyembunyikan jatidirinya bukan tidak mungkin dari anak-anak tersebut yang lari dari ikatan social masyarakat dan keluarga seperti yang terjadi pada diri adik-kakak ber inisial BL dan my…
Pada kasus “ Anak Bocoran Kondom” dengan bawaan pabrik begender perempuan, ditemukan beberapa kasus anak tersebut meniti karier dengan mengikuti jejak gelap dan penuh onak duri ibunya , kebutuhan aktualisasi social seorang individu sangat mendorong pemikiran mencari komunitas senasib untuk dapat bersosial ataupun saling menyembunyikan identitas diri, Dunia malam adalah tempat yang cocok dipilihnya dimana tempat tersebut tidak lagi memperdebatkan asal usul seseorang karena didalamnya memang sarat dengan kepalsuan.
Upaya untuk memutus jaring lingkaran setan dengan program pemulihan psikososial bagi anak bocoran kondom adalah hal yang belum dipikirkan oleh pemerintah LSM/NGO , masalah klasik dengan dalih keterbatasan dana , ataupun alasan lain seperti program tersebut “kurang sexy”
Ewang
26/06/08
Tidak ada hari anak bagi “ Anak Bocoran Kondom “
“ Dasar Anak Bocoran Kondom Luh”….!!! Bisanya Cuma kabur ngilang gak jelas kayak Bapak luh…..!!! ungkapan sangat kasar menyentak nyaring menyambar simpul syaraf gendang telinga, shock mendengarnya, bertanya dalam hati, ada apa dengan maksud terlontarnya sumpah serapah kasar dari seorang nenek-nenek sambil bertolak pinggang dengan galaknya.
Ahhh.. rupanya yang dimaki oleh sinenek itu adalah seorang anak usia belasan tahun yang bukan lain adalah cucunya sendiri dan tinggal bersamanya disebuah rumah nyaris reot persisnya berada di kelurahan Semper barat Jakarta Utara.
Mungkin bagi sinenek tidaklah menganggap penting untuk dapat mengetahui tata bahasa yang baik dan mendidik, lebih jauh lagi tidaklah merasa bermanfaat mangenal karya sastra yang mempunyai kandungan nilai pendidikan apalagi seperti dalam sebuah puisi semisal seperti saduran karya dari Dorothy Law Nolte ,dalam petikan puisinya;
… Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan Jika anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menentang Jika anak dikelilingi olok – olok, ia akan terbiasa menjadi randah diri …
Singkat cerita , berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar, bahwa anak tersebut berlatar belakang terlahir dengan status melekat yang diberikan masyarakat sebagai anak “ bocoran kondom” hanya karena terlahir dari rahim seorang ibu hasil olah asmara ribuan bapak ,alias terlahir dari seorang ibu dengan profesi sebagai pekerja seks komersil yang tidak bisa mengetahui ataupun memastikan mendapatkan bibit dari pria ahli olah asmara dengan nomor urut pelanggan keberapa.
Gemuruh dentuman musik dengan alunan gendang disertai .alunan lagu ‘Bang Toyib “ menjadi penghias malam kala itu , di sebuah tempat yang dinamakan keramat tunggak sebuah tempat situs prostitusi yang sangat akrab ditelinga para pria ahli olah asmara sesaat ….. posisi tawar yang lemah para penjaja seks untuk meminta klien menggunakan kondom tidak hanya menyebabkan mereka rentan terhadap penyakit menular seksual akantetapi juga meninggikan resiko kehamilan, kehamilan yang tidak diinginkan bagi para pekerja seksual adalah sebuah …. Sampai dengan medio 2008 penulis masih menemukan fenomena “ Anak bocoran kondom” yang berasal dari ribuan bapak tersebut berserakan disekitar ex Kramat Tunggak , yakni sedikitnya 28.anak di gg 1 s/d -8 blox –X Semper barat, ……., penulis belum pernah mengetahui dengan pasti populasi merekat, karena memang belum pernah melakukan survey ataupun pemetaan secara khusus. dapat diyakini bahwa populasi mereka dengan jumlah rill tentunya sulit diketahui angka pastinya atau bisa dikatakan mereka seperti fenomena “rokok Klobot “karena yang Nampak hanya permukaannya saja sementara kita tidak pernah bisa memastikan ada berapa lapisan lagi jumlah kelobot yang berada di dalam nya karena setelah terbuka lapisan pertama selalu ada lapis kedua,,ketiga dan lapis berikutnya.
adalah tidak dapat terelakkan lagi bahwa anak-anak tersebut sangat rentan terhadap kerapuhan psikososial …. Ketidak jelasan siapa bapaknya, dihajar lagi dengan stigma negative dari masyarakat sekitar yang disandangnya sejak lahir … merupakan sebuah kenyataan yang sangat sulit dikunyah dan ditelannya. ketika anak lain seusianya bermanja –manja dengan bapaknya, bisa jadi merupakan pemandangan yang dapat berubah menjadi cairan cuka yang membasuh dengan bangga irisan luka psikologisnnya.
Jelas sudah bahwa 5 (lima ) konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow
Yakni;
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
5 tingkat kebutuhan tersebut tidak dapat diperoleh kelima-limanya oleh “anak bocoran kondom “, yang dapat terpenuhi kemungkinan terbesar adalah hanya pada level 1, yakni terpenuhinya kebutuhan fisiologikal saja. itupun sangat memungkinkan hanya terpenuhi secara minimum, karena telah diketahui bersama bahwa mereka pun rentan terhadap permasalahan ekonomi keluarga.
… tersisih secara psikologis dan social ( Psikososial ) dimasyarakat … kecenderungan anti social….
Terbelenggu dan terperangkap secara permanent sebuah luka psiko-sosial dalam balutan diri anak dalam hal ini Anak sisa rembulan,sangat mungkin mengalirkan warna dan bau darah pengingkaran terhadap status bioligis dan status social dirinya tentunya dalam kadar tentu dapat menyebabkan pengingkaran terhadap kekuasaan Tuhan yang menciptakannya , selain bentuk-bentuk pengingkaran yang mungkin terjadi dalam diri anak, ikut pula mengiringi tetesan keringat yang berbau dendam, serta menyelinap tarikan nafas yang mengalir deras dalam bentuk kepedihan,kekecewaan,keputus-asaan dan rendah diri yang setiap saat ikut terhirup dan merembes mengisi ditiap rongga, didalam m paru-parunya.
Adalahi Kecerdasan Emosional, yang kemudian kita mengenalnya dengan sebutan Emotional Quotient (EQ). Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Adalah wajar Untuk menyembunyikan jatidirinya bukan tidak mungkin dari anak-anak tersebut yang lari dari ikatan social masyarakat dan keluarga seperti yang terjadi pada diri adik-kakak ber inisial BL dan my…
Pada kasus “ Anak Bocoran Kondom” dengan bawaan pabrik begender perempuan, ditemukan beberapa kasus anak tersebut meniti karier dengan mengikuti jejak gelap dan penuh onak duri ibunya , kebutuhan aktualisasi social seorang individu sangat mendorong pemikiran mencari komunitas senasib untuk dapat bersosial ataupun saling menyembunyikan identitas diri, Dunia malam adalah tempat yang cocok dipilihnya dimana tempat tersebut tidak lagi memperdebatkan asal usul seseorang karena didalamnya memang sarat dengan kepalsuan.
Upaya untuk memutus jaring lingkaran setan dengan program pemulihan psikososial bagi anak bocoran kondom adalah hal yang belum dipikirkan oleh pemerintah LSM/NGO , masalah klasik dengan dalih keterbatasan dana , ataupun alasan lain seperti program tersebut “kurang sexy”
Ewang
26/06/08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar